Langsung ke konten utama

Postingan

Deklarasi Anti Premanisme Ormas se-Jakarta: FBR Bertekad Jaga Kamtibmas

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Metro Jaya menggelar acara Dekaralasi Anti Premanisme dan Penandatanganan Deklarasi di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (22/5/2025). Perwakilan Forum Betawi Rempug (FBR) dipimpin oleh Bang Mudjamil, bersama 29 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) se-Jakarta mendukung penuh terselenggaranya acara ini. Dalam deklarasi tersebut, para perwakilan ormas menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan di Jakarta. Mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam memberantas premanisme dan mendukung penegakan hukum yang adil di wilayah Polda Metro Jaya. Mudjamil memandang perlunya sinergitas antar ormas dan Polda Metro Jaya  dalam mendukung penegakan hukum dan menolak segala bentuk aksi maupun tindakan premanisme yang dapat meresahkan masyarakat. "Keluarga Besar FBR bersama ormas lainnya mendukung penuh Polda Metro Jaya dalam melakukan penegakan hukum ter...

Silaturrahmi ke Gubernur: Menyongsong Mukerda II MUI Jakarta

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Delegasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta bersilaturrahmi dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo pada hari Rabu (21/5) di Balaikota Jakarta. Delegasi inin dipimpin langsung oleh Ketua Umum MUI Provinsi Jakarta, KH. Muhammad Faiz (yang akrab dipanggil Gus Faiz), didampingi Sekretaris Umum, KH. Ahmad Auza’i, Dua Wakil Ketua Umum, KH. Yusuf Aman dan KH. Nurhadi, Bendahara Umum, KH. Abi Ichwanudin, serta Ketua Bidang Seni Budaya Islam, KH. Lutfi Hakim. Dalam sambutannya, Gus Faiz, menjelaskan rencana Musayawarah Kerja (Mukerda) II MUI DKI Jakarta, yang mengambil tema “Merawat Umat, Menuju Kota Global Jakarta Yang Penuh Rahmat”, yang diagendakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 18-19 Juni 2025 di Hotel Mercure Ancol Jakarta. Sebagai bentuk sinergitas dan kepedulian, MUI Jakarta akan membantu Pemda DKI Jakarta dengan kontribusi pemikiran yang terkait dengan fiqh kota global, tanpa meninggalkan nilai-nilai agama dan keari...

Sengkarut Haji 2025, Bukan Kesalahan Kerajaan Saudi Arabia

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Saya berusaha menanggapi segala persoalan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Haji 2025 dengan kepala dingin meskipun hati tentunya sedikit menahan kesal, sedih dan kecewa dengan apa yang telah terjadi menimpa calon jamaah haji Indonesia 2025. Tentu saja ini dialami oleh sekian banyak orang yang sedikit memahami alur perhajian, atau paling tidak yang mengerti konsep apa saja persiapan yang harus dilakukan menjelang musim haji. Dari informasi yang didapat, baik video di media sosial, curhatan jamaah haji, atau bahkan di media online, Haji 2025 seolah menjadi haji yang paling berat ujiannya. Beberapa soal terjadi berkaitan dengan apa yang pernah saya tulis sebelumnya, semisal bagaimana proses syarikah dalam melaksanakan tugasnya, yaitu pelayanan jamaah haji. Termasuk di dalamnya penempatan atau penyesuaian kloter bagi jamaah Indonesia. Jadi, bukan salah Saudi jika ada jamaah terpisah dengan suami atau isterinya, lansia dengan pendamping, kepala...

Anak Bangsa Butuh Ruang, Bukan Stigma: Roti Buaya untuk Warga Jakarta

 (Editorial Suara Kaum Betawi) SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA, - Jakarta kembali gaduh oleh tawuran pelajar. Kekerasan demi kekerasan seperti tak kunjung usai, dan kita seolah kehabisan kata selain: “kenakalan remaja.” Padahal, ini bukan semata urusan anak-anak yang salah pergaulan. Ini tentang ruang yang hilang dan ketimpangan yang dipelihara. Baru-baru ini, ribuan pelamar—mayoritas lulusan D3 dan sarjana—berdesakan mendaftar sebagai petugas PPSU. Pekerjaan lapangan dengan upah pas-pasan menjadi rebutan. Pemandangan ini bukan hanya menyedihkan, tetapi juga menyentil nurani: negara gagal menyediakan ruang layak bagi tenaga terdidik. Dalam frustrasi itulah, kekerasan sosial tumbuh perlahan, dalam diam. Sementara itu, ormas kerap dijadikan kambing hitam. Pemerintah pusat dengan tegas menyebut beberapa ormas sebagai sumber keresahan. Tapi ironi terjadi ketika ormas-ormas yang dikritik justru tetap dilegalkan dan dibina. Negara seolah menepuk air di dulang, lalu terpercik muka ...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Eddy Marzuki Nalapraya: Ketika Cinta Betawi Tak Kenal Pensiun

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA, - Di usia senjanya, Eddy Marzuki Nalapraya memilih tetap bergerak. Bukan untuk kekuasaan, melainkan demi menjaga warisan tanah kelahirannya: Betawi. Bagi Eddy, usia tua bukan alasan untuk berhenti mencintai budaya. Hingga akhir hayatnya pada 13 Mei 2025, ia tetap aktif memperjuangkan jati diri Jakarta melalui pencak silat dan kerja sosial berbasis masyarakat. Sebagai purnawirawan tentara dan mantan Asisten Teritorial di Kementerian Pertahanan, Eddy dikenal luas di kalangan militer. Namun, di balik semua gelar dan jabatan yang melekat, satu identitas yang paling ia banggakan: anak Betawi. Gelar “Bapak Pencak Silat Dunia” pun tak membuatnya berjarak dengan kampung halaman. Justru dari sanalah segalanya bermula. Pada 2019, dalam sebuah acara di Balai Agung, Jakarta, Eddy berdiri di samping Gubernur Anies Baswedan. Tubuhnya telah renta, namun sorot matanya tetap menyala. Dengan suara berat, ia berkata, “Saya dulu hadir di situ, dan sampai hari ini sa...

Imam Besar FBR Menghadiri Ruwat Bumi ke-25 di Dago Bandung

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta,- Budaya adalah cerminan dari sejarah dan identitas suatu masyarakat. Dalam setiap sudut dunia, ada warisan budaya yang menjadi tanda kearifan lokal dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh generasi-generasi sebelumnya. Salah satu contoh yang menakjubkan adalah Budaya Ruwat Bumi di Padepokan Parukuyan, Dago, Bandung Jawa Barat. Menurut Ketua Padepokan Parukuyan, Abah Yon Supardi, Ruwat Bumi ini berlangsung setiap tahun dan tahun 2025 ini memasuki kali yang ke-25. Ruwat Bumi adalah tradisi atau upacara adat yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil bumi, mengharapkan keberkahan di masa depan, dan menghormati leluhur.  Acara ini juga merupakan bagian dari rangkaian upacara yang berkaitan dengan proses pertanian, terutama budidaya padi. Kata "ruwat" dalam bahasa Sunda memiliki makna "mengumpulkan dan merawat", yang dalam konteks Ruwat Bumi diartikan sebagai mengumpulkan hasil bumi dan merawatnya agar tetap subur da...