Oleh Kemal Maulana SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, — Pada awal Juni 2025, tepat menjelang ulang tahun ke-498 Kota Jakarta, sebuah diskusi hangat mengemuka di ruang pertemuan Hotel Mercure, Ancol. Sarasehan III Kaukus Muda Betawi menjadi panggung pertemuan lintas generasi: akademisi, budayawan, hingga tokoh masyarakat, berkumpul demi satu perkara yang dianggap kian mendesak: pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi. Di tengah modernisasi yang terus menggilas lanskap sosial dan budaya Jakarta, wacana ini menyeruak sebagai sebuah ikhtiar membangun rumah bagi identitas Betawi yang lama tercerai-berai. Bukan rumah dalam pengertian fisik, melainkan rumah simbolik, rumah kultural, tempat berpulangnya akar dan nilai-nilai yang telah membentuk peradaban Betawi sejak kota ini bernama Batavia. Profesor Lili Romli dari BRIN membuka diskusi dengan penekanan pada pentingnya peran generasi muda. “Kaukus Muda Betawi harus memainkan peran strategis. Jangan sampai terpinggirkan dalam mome...