Langsung ke konten utama

PWNU Jakarta Mengusulkan MLB Sebagai Solusi Terbaik

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, Jumat, 12 Desember 2025 —
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta pada Jumat, 12 Desember 2025, telah menyelenggarakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah yang bertempat di Aula Kantor PWNU DKI Jakarta. Rapat ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab organisasi dalam menyikapi dinamika, situasi, dan perkembangan yang terjadi di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pasca pelaksanaan Rapat Pleno beberapa waktu lalu.

Rapat berlangsung khidmat, tertib, dan penuh kehati-hatian, dengan mengedepankan prinsip musyawarah, kebijaksanaan, dan etika jam’iyah sebagaimana tradisi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Seluruh pandangan, pertimbangan, serta masukan dari jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah didengarkan secara seksama demi menjaga keutuhan, marwah, dan kesinambungan khidmat Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Setelah melalui pembahasan yang mendalam dan komprehensif, rapat menetapkan keputusan sebagai berikut:


HASIL RAPAT HARIAN PWNU DKI JAKARTA
1. PWNU DKI Jakarta mengusulkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) sebagai mekanisme organisasi yang sah, konstitusional, dan bermartabat, guna mengembalikan stabilitas organisasi, marwah kepemimpinan, serta efektivitas khidmat Jam’iyyah Nahdlatul Ulama sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU.
2. PWNU DKI Jakarta memberikan mandat penuh kepada Ketua PWNU DKI Jakarta untuk melakukan konsolidasi secara intensif dan berkesinambungan dengan seluruh PWNU se-Indonesia sebagai bagian dari ikhtiar kolektif jam’iyah dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Muktamar Luar Biasa tersebut secara tertib, inklusif, dan bertanggung jawab.


PWNU DKI Jakarta menegaskan bahwa seluruh langkah dan sikap yang diambil berada dalam koridor konstitusi organisasi, berorientasi pada kemaslahatan Jam’iyyah, serta dilandasi oleh komitmen untuk menjaga persatuan, ukhuwah, dan kewibawaan Nahdlatul Ulama di semua tingkatan.

PWNU DKI Jakarta juga mengimbau kepada seluruh jajaran pengurus, badan otonom, dan warga Nahdlatul Ulama di mana pun berada untuk tetap tenang, menjaga kondusivitas organisasi, serta terus memperkuat semangat khidmat kepada umat, bangsa, dan negara di tengah dinamika yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Ketum FBR Serukan Geruduk Trans7 dan Tuntut Permohonan Maaf

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA – Media sosial kembali diramaikan dengan tagar #BoikotTrans7, yang mendadak viral pada Selasa pagi, 14 Oktober 2025. Tagar tersebut muncul menyusul tayangan program Xpose Uncensored milik Trans7 yang dianggap menyinggung kehidupan di salah satu pondok pesantren ternama, Lirboyo di Kediri, Jawa Timur. Potongan video dari acara itu dinilai provokatif dan menuai kecaman dari warganet, khususnya kalangan santri dan alumni pesantren. Tayangan tersebut dianggap bersifat stereotip, agitatif, dan berpotensi merusak citra ulama tradisional. Ketua Umum FBR sekaligus Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Lutfi Hakim, menyesalkan tayangan tersebut.  "Tidak hanya membahayakan citra seorang ulama tradisional, tetapi juga melecehkan kehidupan pesantren di Indonesia. Nilai-nilai Aswaja yang menekankan tazim dan adab terhadap ulama harus dihormati," ujar Lutfi Hakim dalam keterangan resminya, Selasa 14 Oktober 2025. Menurutnya, media massa memiliki tanggung j...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...