SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Car Freeday bagi masyarakat Jakarta memang sudah menjadi sesuatu yang rutin dilakukan setiap hari Minggu pagi. Namun car freeday Minggu ini (6/7) diwarnai nuansa Betawi yang begitu kental, yang menghadirkan begitu banyak seniman dan budayawan yang bergelut di bidang silat dan tari Betawi.
Bagi Kiayi Lutfi Hakim, acara carfreeday hari ini memang sangat istimewa, terlepas dari komitmen Pemerintahan Jakarta yang digawangi Bang Anung untuk menjadikan Jakarta sebagai Kota Global dan Budaya Betawi sebagai pilar utama ketahanan budaya Jakarta.
Selaku Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR) Kiyai Lutfi Hakim yang turut menjadi bagian dari hari carfreeday, menambahkan, jarang atau langka bahkan tidak pernah terjadi berkumpulnya para Pimpinan pencak silat Betawi dari berbagai perguruan yang hari ini memadati Bundaran HI yang syarat dengan sejarah, ini perlu diapresiasi bahkan inilah kalau diperkenankan saya menyebutnya sebagai Pamong Budaya suku Betawi.
Bagi Kiyai Lutfi yang membidangi kebudayaan MUI Jakarta, selama ini, mereka memainkan peran penting dalam melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan budaya Betawi di daerahnya. Bahkan mereka adalah tokoh masyarakat, seniman, atau budayawan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman khusus dalam bidang budaya silat Betawi. Oleh karena itu, mereka perlu diberikan perhatian khusus oleh pemerintah Jakarta.
Ke depan, bagi Kiyai Lutfi, ketika Lembaga Adat Masyarakat Betawi terbentuk, mereka harus menjadi bagian dalam Lembaga Adat sebagai Pamongnya Budaya Betawi, tentu dengan peran dan kewenangan penting, bukan saja melestarikan, mengembangkan, mempromosikan, mengedukasi, akan tetapi mereka harus ditempatkan sebagai pemimpin, pengasuh bahkan pembimbing di masyarakat.
“Dalam konteks Jakarta sebagai Kota Global, kehadiran Pamong Budaya memiliki makna yang kaya dan kompleks, yang mencakup aspek kepemimpinan, pengasuhan, dan pembimbingan. Oleh karena itu, kita dukung dan apresiasi peran para seniman dan budayawan yang bergerak di bidang pencak silat Betawi dalam melestarikan warisan budaya kita”, tutupnya.
kalau sampe tokoh betawi tidak mendukung perjuangan kyai Lutfi dalam proses terbitnya lembaga budaya betawi sih kebangetan
BalasHapus