Langsung ke konten utama

FBR Mengharapkan Segera Dibentuk Lembaga Adat Masyarakat Betawi Melalui Pergub

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Forum Betawi Rempug (FBR) menyelenggarakan “Piknik Ramadhan di Taman Kerempugan” di Jakarta, Selasa (25/3). Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum FBR, KH. Lutfi Hakim berharap Pramono segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Lembaga Adat Masyarakat
Betawi.

“Lembaga Adat ini memang menjadi konsen seluruh masyarakat Betawi, bahkan ketika revisi uu no 27/2009, sejak perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan sampai pengundangan kami selalu mengawalnya sampai masuk dalam Pasal 31,” kata Lutfi Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3).

Menurut dia, pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi merupakan program 100 hari pemerintahan Pramono Anung-Rano Karno.

“Pada 22 Juni 2025, kami juga yakin akan menjadi hadiah bagi orang Betawi dengan adanya Peraturan Gubernur atau Pergub yang kami susun yaitu Pergub Lembaga Adat Masyarakat Betawi,” harapnya.

Lutfi Hakim mengatakan, Lembaga Adat ini bisa bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dalam menjaga kondusivitas daerah dan meningkatkan persatuan melalui jalur ketahanan budaya sebagaimana tujuan pemajuan kebudayaan nasional dalam bentuk persatuan dan kesatuan budaya.

Selain itu, kata dia, masyarakat Betawi memiliki akar budaya yang kuat dalam sejarah Jakarta sehingga teramat Pentingnya pengakuan hak-hak budaya dan sosial dalam kebijakan daerah.

Bahkan masyarakat Betawi sebagai entitas budaya utama di Jakarta harus mendapatkan tempat dalam kebijakan daerah sehingga kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga adat diperlukan untuk menjaga keseimbangan sosial, budaya, dan ekonomi.

Untuk itu, untuk menjaga sinergi lebih erat antara pemerintah daerah dengan Betawi, FBR berharap adanya Peraturan Gubernur Lembaga Adat Masyarakat Betawi.

“Kami berharap di hari jadi kota Jakarta tahun 2025 dapat menjadi hadiah Istimewa bagi masyarakat Betawi,” pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

KH Lutfi Hakim Menyambut Baik Pembangunan Tugu Golok Cakung

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Golok Cakung berdasarkan SK Gubernur Nomor 91 Tahun 2022 telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk melestarikan dan mengenalkannya kepada masyarakat, Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2024 berencana membangun Tugu Golok Cakung yang berlokasi di Jalan Raya Hamengkubuwono IX (dahulu Jalan Raya Bekasi) RT 002/02 Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Lokasi tersebut merupakan hasil rapat pada hari Senin (19/8) di kantor Kecamatan Cakung yang dipimpin oleh Camat Cakung. Turut hadir dalam rapat itu, utusan dari Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, Sudin Kebudayaan Kotamadya Jakarta Timur, Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), Ketua Forkabi Jakarta Timur, Ketua Gardu FBR setempat dan beberapa tokoh Betawi kampung Cakung selaku pemilik, pecinta dan simpatisan golok Cakung. Menurut Kyai Lutfi Hakim, pemilihan lokasi tugu tersebut tidak bisa dilepaskan dari aspek sejarah,...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...