Langsung ke konten utama

KH. Didi Supandi: Jakarta Penuh Berkah Sebab Munas Konbes NU

SUARAKAUMBETAWI.COM Jakarta,- Perhelatan acara Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama atau Munas Konbes NU Tahun 2023 terselenggara di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap Jakarta. Acara terbesar kedua setelah Muktamar ini, dihadiri oleh Presiden RI para Menteri Kabinet, Pejabat Tinggi Negara, Duta Besar serta para Alim Ulama dari seluruh Indonesia.

Kepala Jakarta Islamic Center, KH. Didi Supandi menyambut gembira bahwa Jakarta dijadikan tuan rumah acara besar dan kebanggaan warga nahdliyyin. "Sebuah kehormatan bagi masyarakat Jakarta bahwa tahun ini pelaksanaan Acara Munas dan Konbes NU diselenggarakan di salah satu pondok pesantren kebanggaan kita, ponpes Al-Hamid di Cilangkap, Jakarta Timur.  Jakarta Islamic Center mengapresiasi penuh penyelenggaran acara ini, berkah bagi Kota Jakarta didatangi Para Guru, Alim Ulama se-Nusantara." Sebut Didi

Menurut Didi, yang juga Mustasyar NU di wilayahnya, kehadiran para peserta Munas Konbes NU yang terdiri dari Para Alim Ulama dan Pengurus Nahdlatul Ulama se-Indonesia ini merupakan bentuk kecintaan mereka kepada organisasi terbesar di Indonesia bahlan dunia. 

“Di acara pembukaan yang saya hadiri kemarin, saya lihat sendiri betapa para Kyai dan Habaib serta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama serta Pengurus Wilayah NU begitu antusias mengikuti ceremonial acara. Ini menjadi penyemangat bagi seluruh pengurus serta kader penggerak NU agar terus mempersembahkan khidmat bagi organisasi,” jelasnya.

Sebelumnya seperti diketahui bersama, bahwa hajatan besar warga NU yaitu Munas Konbes NU Tahun 2023 terselenggara pada tanggal 18-20 September 2023, di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap dibawah asuhan KH.Lukman Hakim Hamid dan setelah itu para peserta melaksanakan rapat-rapat komisi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.(***)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Ketum FBR Serukan Geruduk Trans7 dan Tuntut Permohonan Maaf

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA – Media sosial kembali diramaikan dengan tagar #BoikotTrans7, yang mendadak viral pada Selasa pagi, 14 Oktober 2025. Tagar tersebut muncul menyusul tayangan program Xpose Uncensored milik Trans7 yang dianggap menyinggung kehidupan di salah satu pondok pesantren ternama, Lirboyo di Kediri, Jawa Timur. Potongan video dari acara itu dinilai provokatif dan menuai kecaman dari warganet, khususnya kalangan santri dan alumni pesantren. Tayangan tersebut dianggap bersifat stereotip, agitatif, dan berpotensi merusak citra ulama tradisional. Ketua Umum FBR sekaligus Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Lutfi Hakim, menyesalkan tayangan tersebut.  "Tidak hanya membahayakan citra seorang ulama tradisional, tetapi juga melecehkan kehidupan pesantren di Indonesia. Nilai-nilai Aswaja yang menekankan tazim dan adab terhadap ulama harus dihormati," ujar Lutfi Hakim dalam keterangan resminya, Selasa 14 Oktober 2025. Menurutnya, media massa memiliki tanggung j...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...