Langsung ke konten utama

Dinilai Tak Relevan, Kaukus Muda Betawi Usulkan Revisi Perda No.4 Tahun 2015

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA, - Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta menerima audiesi Kaukus Muda Betawi di gedung DPRD DKI, Jakarta, Rabu (17/9). Dalam audiensi tersebut Fraksi PDIP menerima masukan terkait perlunya revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 tahun 2015.

Anggota Kaukus Muda Betawi, Amirullah berharap Fraksi PDI perjuangan ini segera mengusulkan Revisi Perda 4/2025 itu. Pasalnya perda tersebut sudah tidak Relevan lagi karena sudah ada UU No.2 tahun 2024.

"Nomenklaturnya pun berubah sudah bukan Pelestarian Budaya Betawi, tapi Pemajuan Budaya Betawi. Dan dalam revisi kita mengajukan pembentukan lembaga Adat Masyarakat Betawi dan Kawasan Budaya," ucapnya usai audiensi, Rabu (17/9). 

Hal tersebut pun dikuatkan anggota Kaukus Muda Betawi, Usni Hasanudin. Menurut dia, Perda No.4 tahun 2015 dinilai tidak lagi relevan dengan kondisi Jakarta saat ini. Rujukan itu didasarkan pada indeks ekosistem kebudayan, ekonomi kebudayan dan ekspresi budaya Betawi.

"Dengan audiensi yang kita lakukan hari ini. Kita berharap bisa simultan dengan Fraksi PDIP. Karena biar bagaimana pun juga fraksi PDIP memiliki sejarah dalam terbitnya Perda No. 4 tahun 2015," ucapnya. 

Menurutnya, dengan adanya revisi Perda No.4 tahun 2015. Keterlibatan masyarakat Betawi diharapkan bisa memiliki kewenangan dalam hal perlindungan, pelestarian serta kemajuan budaya Betawi.

“Saat ini kelembagaan secara formal tidak ada. Sehingga perlindungan minim. Kedepan kita harapkan peran organisasi masyarakat betawi lebih besar dan memiliki peranan lebih, sehingga nantinya ada kawasan budaya betawi yang kita buat sebagai ekosistem budaya Betawi,” katanya.

Dengan didasari pertimbangan tersebut, revisi Perda No.4 tahun 2015 bisa dikebut pada 2025. Apalagi, Jakarta saat ini menuju kota global.

"Tentunya perlu penyesuaian dalam hal aturan yang diterapkan," pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Difasilitasi Mobil Mewah Pakai Dana Umat

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Lutfi Hakim turut angkat bicara terkait komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta diguyur Innova Zenix. “Seharusnya, dana atau cuan pembelian 5 unit Innova Zenix itu dikembalikan ke umat. Karena itu bersumber dari dana umat Islam,” ujar Kyai Lutfi Hakim yang merupakan Imam Besar FBR ini, Kamis (17/7/2025). Dijelaskannya, tidak ada aturan ataupun hak bagi para Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta untuk mempergunakan dana umat untuk mendapatkan fasiltas wah, apalagi kepentingan pribadi. “Mestinya dibelikan untuk yang bermanfaat bagi umat, misalnya membeli ambulance, membiayai fasilitas kesehatan atau pendidikan dan lain - lain, tidak untuk fasilitas komisioner,” tegasnya. Dikabarkan, lima komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta sedang dilanda isu tidak sedap, yakni dugaan skandal gratifikasi berupa lima unit Toyota Innova Zenix. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat publik, tokoh, aktivis dan penggiat Ibu Ko...