Langsung ke konten utama

Tokoh Betawi Mendesak Pemerintah Bersikap Tegas dan Kongkret Terkait Polusi di Jakarta

Suarakaumbetawi.com Jakarta, -Memburuknya kualitas udara Jakarta rupanya tak hanya dipicu oleh gas buang kendaraan bermotor. Kabut polusi yang menyelimuti Kota Jakarta beberapa pekan belakangan diduga berasal dari 16 PLTU berbasis batu bara yang mengepung Ibu Kota.

Kota Jakarta bahkan menjadi salah satu kota terpolusi di dunia. Seperti diketahui berdasarkan data Global Energy Monitor, terdapat 16 PLTU berbasis batu bara yang berada tak jauh dari Jakarta.

Antara lain, sebanyak 10 PLTU berada di Banten, sedangkan enam PLTU berada di Jawa Barat.

Berikut daftar 16 PLTU batu bara di sekitar Jakarta per 10 Agustus 2023:

1. PLTU Banten Suralaya: 8 unit - 4.025 mw

2. PLTU Cemindo Gemilang: 1 unit - 60 mw

3. PLTU Pelabuhan Ratu: 3 unit - 1.050 mw

4. PLTU Merak: 2 unit - 120 mw

5. PLTU Cilegon PTIP: 1 unit - 40 mw

6. PLTU Jawa-7: 2 unit - 1.982 mw

7. PLTU Banten Labuan: 2 unit - 600 mw

8. PLTU DSS Serang: 4 unit - 175 mw

9. PLTU Banten Lontar: 3 unit - 945 mw

10. PLTU Cikarang Babelan: 2 unit - 280 mw

11. PLTU FAJAR: 1 unit - 55 mw

12. PLTU Pindo-Deli-II: 1 unit - 50 mw

13. PLTU Indo Bharat Rayon: 1 unit - 36,6 mw

14. PLTU Purwakarta Indorama: 2 unit - 60 mw

15. PLTU Banten Serang: 1 unit - 660 mw

16. PLTU Bandung Indosyntec: 1 unit - 30 mw

Tokoh Betawi yang merupakam Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) menyoroti isu polusi di Jakarta saat ini.

Menurutnya, pemerintah harus segera mengambil sikap tegas terhadap beberapa PLTU tersebut yang disinyalir memiliki andil besar dalam memperburuk kualitas udara di Jakarta.

“Kualitas udara yang bersih  bisa menurunkan risiko terkena penyakit kronis, seperti kardiovaskular (sakit jantung dan stroke) hingga beberapa jenis kanker. Dengan menghirup udara segar, orang juga akan jarang sakit-sakitan atau terkena penyakit.” Pungkasnya.(Red) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

KH Lutfi Hakim Menyambut Baik Pembangunan Tugu Golok Cakung

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Golok Cakung berdasarkan SK Gubernur Nomor 91 Tahun 2022 telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk melestarikan dan mengenalkannya kepada masyarakat, Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2024 berencana membangun Tugu Golok Cakung yang berlokasi di Jalan Raya Hamengkubuwono IX (dahulu Jalan Raya Bekasi) RT 002/02 Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Lokasi tersebut merupakan hasil rapat pada hari Senin (19/8) di kantor Kecamatan Cakung yang dipimpin oleh Camat Cakung. Turut hadir dalam rapat itu, utusan dari Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, Sudin Kebudayaan Kotamadya Jakarta Timur, Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), Ketua Forkabi Jakarta Timur, Ketua Gardu FBR setempat dan beberapa tokoh Betawi kampung Cakung selaku pemilik, pecinta dan simpatisan golok Cakung. Menurut Kyai Lutfi Hakim, pemilihan lokasi tugu tersebut tidak bisa dilepaskan dari aspek sejarah,...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...