Langsung ke konten utama

PWNU Jakarta Memberi Bibit Pohon Kepada Warga Rorotan


Suarakaumbetawi.com Jakarta,- Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jakarta menggelar diskusi publik pada hari Kamis (3/8) di aula SMK Citra Bangsa Jalan H. Satria No.11 Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.

Dengan mengambil tajuk “Lingkungan Hijau Menghasilkan Kehidupan yang Lebih Baik”, diharapkan 200 orang peserta yang terdiri dari masyarakat di Kelurahan Rorotan menyadari pentingnya ikut serta merawat udara Jakarta melalui penanaman pohon di lingkungan mereka. 

Untuk itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU Jakarta) melalui Wakil Ketua Tanfidziyahnya, KH. Lutfi Hakim, memberikan 100 buah bibit pohon kepada masyarakat dan pihak SMK Citra Bangsa untuk penghijauan.

“Menjaga dan merawat udara agar tetap bersih dan sehat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga merupakan kewajiban kita semua. Ini semua kita lakukan demi masa depan generasi yang akan datang,” jelas Kyai Lutfi.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Walikota Jakarta Utara, Ir. H. Juwaini, Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Walikota Jakarta Utara, H. Sulaiman, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jakarta, Ketua LPPNU Jakarta, Jamaludin, Lurah Rorotan serta kepala Yayasan dan Dewan Guru SMK Citra Bangsa.(Red) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Difasilitasi Mobil Mewah Pakai Dana Umat

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Lutfi Hakim turut angkat bicara terkait komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta diguyur Innova Zenix. “Seharusnya, dana atau cuan pembelian 5 unit Innova Zenix itu dikembalikan ke umat. Karena itu bersumber dari dana umat Islam,” ujar Kyai Lutfi Hakim yang merupakan Imam Besar FBR ini, Kamis (17/7/2025). Dijelaskannya, tidak ada aturan ataupun hak bagi para Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta untuk mempergunakan dana umat untuk mendapatkan fasiltas wah, apalagi kepentingan pribadi. “Mestinya dibelikan untuk yang bermanfaat bagi umat, misalnya membeli ambulance, membiayai fasilitas kesehatan atau pendidikan dan lain - lain, tidak untuk fasilitas komisioner,” tegasnya. Dikabarkan, lima komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta sedang dilanda isu tidak sedap, yakni dugaan skandal gratifikasi berupa lima unit Toyota Innova Zenix. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat publik, tokoh, aktivis dan penggiat Ibu Ko...