Langsung ke konten utama

BABEH DJAMIL : Gaya Kepengurusan Baru, Untuk Mengangkat Harkat Dan Martabat Anak Betawi

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta,- Pada tanggal yang telah ditentukan, FBR (Forum Betawi Rempug) Korwil Barat mengadakan acara pergantian susunan kepengurusan yang dihadiri oleh Anggota Baru, serta pengurus sebelumnya. Acara ini berlangsung di di kawasan Jakarta Barat dan dihadiri oleh anggota FBR serta tamu undangan. Senin, 24/02/2025

Pukul 20.30 WIB, acara dimulai dengan sambutan dari ketua panitia pelaksana yang menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya pergantian kepengurusan ini. Ia menekankan pentingnya regenerasi dalam organisasi agar ide-ide baru dan semangat juang tetap terjaga serta dapat mengadaptasi perkembangan zaman. Dalam sambutannya, Korwil Barat juga mengapresiasi kerja keras pengurus yang lama dalam menjaga eksistensi FBR di tengah dinamika masyarakat yang terus berubah.

"FBR Jakarta Barat Imamah, Amanah, Beradap di tahun 2025 ini semoga kepengurusan yang baru ini mengangkat harkat dan martabat betawi dan menjadi juragan dikampungnya sendiri."Tutur Babeh H. Mudjamil

Sebelum acara ditutup, diadakan sesi foto bersama seluruh anggota FBR Korwil Barat sebagai kenang-kenangan momen bersejarah tersebut. Momen ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan ke depan. Para anggota saling bercengkerama, berbagi harapan untuk masa depan FBR yang lebih baik. Kehangatan dan kebersamaan yang terjalin selama acara menjadi catatan positif bagi perjalanan organisasi ini ke depan.

Sebagai penutup, pergantian kepengurusan ini harus menjadi titik awal untuk menjalankan program-program yang bermanfaat serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Diharapkan, kedepan, FBR tidak hanya menjadi wadah bagi masyarakat Betawi, tetapi juga menjadi pelopor untuk membangun sinergi antarbudaya dan komunitas di Indonesia. Tutupnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

KH Lutfi Hakim Menyambut Baik Pembangunan Tugu Golok Cakung

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Golok Cakung berdasarkan SK Gubernur Nomor 91 Tahun 2022 telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk melestarikan dan mengenalkannya kepada masyarakat, Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2024 berencana membangun Tugu Golok Cakung yang berlokasi di Jalan Raya Hamengkubuwono IX (dahulu Jalan Raya Bekasi) RT 002/02 Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Lokasi tersebut merupakan hasil rapat pada hari Senin (19/8) di kantor Kecamatan Cakung yang dipimpin oleh Camat Cakung. Turut hadir dalam rapat itu, utusan dari Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, Sudin Kebudayaan Kotamadya Jakarta Timur, Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), Ketua Forkabi Jakarta Timur, Ketua Gardu FBR setempat dan beberapa tokoh Betawi kampung Cakung selaku pemilik, pecinta dan simpatisan golok Cakung. Menurut Kyai Lutfi Hakim, pemilihan lokasi tugu tersebut tidak bisa dilepaskan dari aspek sejarah,...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...