Langsung ke konten utama

Ketua Umum FBR Raih Jakarta Yourth Award 2025 Bersama Sepuluh Tokoh Lainnya

SUARAKAMUBETAWI | JAKARTA, - Sebanyak 10 tokoh dan kaum muda meraih Jakarta Youth Award 2025 karena dinilai memiliki keteguhan, dedikasi, loyalitas, serta prestasi dalam pekerjaan atau profesinya, turut membangun DKI Jakarta, dan menjadi inspirasi bagi kaum muda pada peringatan Sumpah Pemuda.

“Pemberian penghargaan Jakarta Youth Award 2025 merupakan tahun ke-15 sejak pertama kali digelar pada 2010,” kata Presidium Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pemuda Jakarta (KMSPJ) Cecep Sulaeman di Jakarta, Selasa malam (28/10).

Dia mengatakan penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada para tokoh dan kaum muda yang memiliki peran sentral dalam memperkuat semangat kebangsaan dan persatuan.

“Mereka pun memiliki keteguhan, dedikasi, loyalitas, dan prestasi dalam pekerjaan atau profesinya, turut membangun DKI Jakarta, serta menjadi inspirasi dalam memotivasi para pemuda Jakarta,” kata Cecep.

Kesepuluh penerima penghargaan tersebut adalah Abdul Azis Muslim (Ketua Umum Pengurus Besar Ju-jitsu Indonesia/PBJI Provinsi DKI Jakarta), Arief Nasrudin (Direktur Utama PAM Jaya), Cyril Raoul Hakim (Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta), Dwi Rio Sambodo (Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan), dan KH Lutfi Hakim (Ketua Umum FBR).

Selanjutnya, Kesit Budi Handoyo (Ketua PWI Jaya), Munjirin (Wali Kota Administrasi Jakarta Timur), Nahdiana (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta), Sahdan Arya Maulana (Ketua RT Gen Z dari Rawa Badak Selatan), dan Taufik Supriadi Yusuf (Ketua RT 8/RW 4 Malaka Jaya).

Sementara itu, Ketua Tim Seleksi Jakarta Youth Award 2025 Rahmatullah menjelaskan proses penilaian dilakukan melalui kajian dan verifikasi selama enam bulan terakhir, terhitung sejak Mei hingga Oktober 2025.

“Penilaian dilakukan dengan menelaah pernyataan di berbagai media daring, melalui kajian dan coding media, kemudian diputuskan dalam FGD. Ada 43 nama yang diusulkan, namun hanya 10 yang memenuhi kriteria untuk memperoleh penghargaan,” kata Rahmatullah.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pemuda Jakarta terdiri atas sejumlah lembaga, antara lain Jakarta Monitoring Network (JMN), Himpunan Masyarakat untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika Jakarta), dan Koalisi Perkotaan Jakarta (Jakarta Urban Coalition).

Selain itu, juga ada Komunitas Peduli Pendidikan Jakarta (KPP Jakarta), Masyarakat Pemantau Olahraga Jakarta (MPOJ), Lembaga Pengembangan Peran Serta Masyarakat (LP2SM), Lembaga Pemantau Jakarta (LPJ), Jakarta Public Service (JPS), Komunitas Reyog Ponorogo (KRP), dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat (P2M).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Ketum FBR Serukan Geruduk Trans7 dan Tuntut Permohonan Maaf

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA – Media sosial kembali diramaikan dengan tagar #BoikotTrans7, yang mendadak viral pada Selasa pagi, 14 Oktober 2025. Tagar tersebut muncul menyusul tayangan program Xpose Uncensored milik Trans7 yang dianggap menyinggung kehidupan di salah satu pondok pesantren ternama, Lirboyo di Kediri, Jawa Timur. Potongan video dari acara itu dinilai provokatif dan menuai kecaman dari warganet, khususnya kalangan santri dan alumni pesantren. Tayangan tersebut dianggap bersifat stereotip, agitatif, dan berpotensi merusak citra ulama tradisional. Ketua Umum FBR sekaligus Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Lutfi Hakim, menyesalkan tayangan tersebut.  "Tidak hanya membahayakan citra seorang ulama tradisional, tetapi juga melecehkan kehidupan pesantren di Indonesia. Nilai-nilai Aswaja yang menekankan tazim dan adab terhadap ulama harus dihormati," ujar Lutfi Hakim dalam keterangan resminya, Selasa 14 Oktober 2025. Menurutnya, media massa memiliki tanggung j...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...