Langsung ke konten utama

FK ULUM Jakarta Gelar Doa Jaga Jakarta di Puncak Monas

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta— Pagi yang cerah di kawasan Monumen Nasional (Monas) menjadi saksi kekhidmatan acara Doa Jaga Jakarta yang digelar oleh Forum Komunikasi Ulama Umaro (FK ULUM) Jakarta (12/10).

Berbeda dengan acara keagamaan yang biasa digelar di lapangan Monas, FK Ulum melaksanakannya di Puncak Monas. Kegiatan dihadiri oleh Ketua Umum FK ULUM Jakarta, Prof. Dr. KH. Zainal Arifin Gufron, para penasehat FK Ulum seperti KH. Lutfi Hakim MA dan Dr. KH. Ahmad Fauzi, serta jajaran pengurus dan ibu-ibu Majelis Taklim FK ULUM.

Rangkaian acara dimulai dengan Tawassul oleh ketua 1, KH. Zarkasi Usman, dilanjutkan doa istighosah penuh kekhusyukan yang dipimpin oleh KH Soim Suaib, M.Ag, dan ditutup dengan doa penutup oleh Dr. KH. Ahmad Fauzi. Suasana religius menyelimuti Puncak Monas ketika lantunan istighfar dan doa memohon keselamatan bangsa dan kota Jakarta bergema di memenuhi atmosfir Jakarta.

Dalam sambutannya, KH. Lutfi Hakim, MA menekankan pentingnya kekuatan doa dalam menghadirkan pertolongan Allah SWT. Selain itu, Kyai Lutfi menyampaikan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Palestina, karena acara pagi hari ini juga bertepatan dengan adanya aksi penolakan atlet Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta. 

“Doa-doa yang kita panjatkan hari ini semoga menjadi wasilah dikabulkannya pertolongan Allah bagi bangsa Indonesia dan saudara-saudara kita di Palestina,” ujarnya penuh harap.

Kegiatan dilanjutkan dengan Deklarasi Kebangsaan yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum FK Ulum, Prof. Dr. KH. Zainal Arifin Gufron, di mana seluruh peserta meneguhkan komitmen menjaga ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah untuk keutuhan NKRI.

Setelah usai kegiatan di Monas, rombongan melanjutkan ziarah ke makam para ulama besar Jakarta, antara lain ke Makam Kramat Luar Batang dan Makam Mbah Priok, sebelum kembali ke Cakung. “Ini bukan sekadar acara seremonial, tapi ikhtiar spiritual untuk memperkuat doa, persaudaraan, dan kecintaan kepada bangsa,” tutur Kyai Zainal.

“Kegiatan ini menjadi momentum bersejarah bagi FK ULUM Jakarta dalam meneguhkan sinergitas ulama dan umaro dalam menjaga moral, persatuan, dan kedamaian,” pungkasnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Ketum FBR Serukan Geruduk Trans7 dan Tuntut Permohonan Maaf

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA – Media sosial kembali diramaikan dengan tagar #BoikotTrans7, yang mendadak viral pada Selasa pagi, 14 Oktober 2025. Tagar tersebut muncul menyusul tayangan program Xpose Uncensored milik Trans7 yang dianggap menyinggung kehidupan di salah satu pondok pesantren ternama, Lirboyo di Kediri, Jawa Timur. Potongan video dari acara itu dinilai provokatif dan menuai kecaman dari warganet, khususnya kalangan santri dan alumni pesantren. Tayangan tersebut dianggap bersifat stereotip, agitatif, dan berpotensi merusak citra ulama tradisional. Ketua Umum FBR sekaligus Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Lutfi Hakim, menyesalkan tayangan tersebut.  "Tidak hanya membahayakan citra seorang ulama tradisional, tetapi juga melecehkan kehidupan pesantren di Indonesia. Nilai-nilai Aswaja yang menekankan tazim dan adab terhadap ulama harus dihormati," ujar Lutfi Hakim dalam keterangan resminya, Selasa 14 Oktober 2025. Menurutnya, media massa memiliki tanggung j...