Langsung ke konten utama

Budaya Indentitas Politik Jati Diri Bangsa

SUARAKAUMBETAWI | TANGERANG, - Kota Tangerang menjadi tuan rumah Milad ke-24 Forum Betawi Rempug (FBR) tahun ini. Acara besar yang akan melibatkan sepuluh korwil FBR se-Jabodetabek dengan perkiraan peserta mencapai sepuluh ribu orang.

Perayaan yang bertemakan ‘Merawat Budaya Membangun Harmoni Bangsa’ ini berlangsung meriah sejak pagi dengan agenda tahlil, tahmid, marhaban, hingga pentas budaya Betawi. Acara dimulai pada pukul delapan pagi dengan doa bersama.

Setelah itu para peserta menikmati pertunjukan seni tradisi seperti Tari Lenggang Cisadane dan marhaban. Ketika para tamu VIP datang, panitia menyambut mereka dengan pengawalan seni budaya Kota Tangerang. Rangkaian penyambutan melibatkan barongsai dan Abang None yang mengalungkan bunga.

“Para tamu VIP yang hadir antara lain  Anggota DPR RI Rano Alfath, Gubernur Banten Andra Soni, Wali Kota Tangerang Sachrudin, Pimpinan DPRD, dan sejumlah pejabat,” kata H. Minarto Ketua Panita saat diwawancarai awak media pada Minggu (03/08/2025) di Taman Elektrik Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) KH Lutfi Hakim dalam sambutannya menjelaskan bahwa dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, budaya bukan sekadar warisan. Menurutnya, budaya merupakan identitas politik yang membentuk jati diri bangsa.

"Benar, budaya adalah cerminan dan jati diri bangsa. Budaya mencakup segala hal, mulai dari bahasa, adat istiadat, seni, hingga cara pandang masyarakat terhadap kehidupan".Dengan melestarikan budaya, kita turut menjaga identitas dan karakter bangsa.Tutupnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Difasilitasi Mobil Mewah Pakai Dana Umat

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Lutfi Hakim turut angkat bicara terkait komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta diguyur Innova Zenix. “Seharusnya, dana atau cuan pembelian 5 unit Innova Zenix itu dikembalikan ke umat. Karena itu bersumber dari dana umat Islam,” ujar Kyai Lutfi Hakim yang merupakan Imam Besar FBR ini, Kamis (17/7/2025). Dijelaskannya, tidak ada aturan ataupun hak bagi para Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta untuk mempergunakan dana umat untuk mendapatkan fasiltas wah, apalagi kepentingan pribadi. “Mestinya dibelikan untuk yang bermanfaat bagi umat, misalnya membeli ambulance, membiayai fasilitas kesehatan atau pendidikan dan lain - lain, tidak untuk fasilitas komisioner,” tegasnya. Dikabarkan, lima komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta sedang dilanda isu tidak sedap, yakni dugaan skandal gratifikasi berupa lima unit Toyota Innova Zenix. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat publik, tokoh, aktivis dan penggiat Ibu Ko...