Langsung ke konten utama

MUI Jakarta: Trekking itu Bentuk Edukasi Berbasis Alam dan Lingkungan

SUARAKAUMBETAWI | BOGOR, - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya Islam, KH Lutfi Hakim melepas peserta “Trekking Gunung Pancar” di Sentul Nirwana Bogor Jawa Barat pada hari Ahad pagi (10/8). Kegiatan ini digelar oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta dalam rangka menyemarakkan HUT ke-80 kemerdekaan Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 orang peserta, terdiri dari Pengurus Bidang Pembinaan Seni Budaya Islam MUI DKI Jakarta dan MUI masing-masing wilayah kota dan kabupaten serta para staf kesekretariatan. Tema yang diusungnya adalah “Merawat Raga, Membahagiakan Jiwa.”

Dalam sambutannya, KH Lutfi mengapresiasi kegiatan ini, yang bukan hanya membudayakan hidup sehat melalui olahraga, melainkan juga bentuk edukasi langsung yang bersifat rekreatif dengan memanfaatkan alam dan lingkungan hidup sebagai ruang belajar.

“Edukasi berbasis alam dapat membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang alam, membangun rasa cinta dan tanggung jawab terhadap lingkungan, serta memiliki kepedulian yang baik,” jelasnya.

Kegiatan ini bertujuan selain untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan, juga upaya untuk mengejawantahkan firman Allah dalam Surat Al-Mulk, ayat 15: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.

Lebih jauh KH. Lutfi mengatakan kegiatan ini memberikan kesempatan kepada para pesertanya untuk terhubung dengan alam, belajar tentang keanekaragaman hayati, dan menumbuhkan apresiasi terhadap lingkungan serta membangun soliditas dan kekompakan yang kuat untuk mendukung dan mensukseskan program-program MUI DKI Jakarta hasil Mukerda II di Ancol beberapa waktu yang lalu.

“Berada di alam terbuka, menghirup udara segar, dan menikmati pemandangan alam dapat menenangkan dan menjernihkan pikiran serta meningkatkan kesehatan mental.” Pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Difasilitasi Mobil Mewah Pakai Dana Umat

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Lutfi Hakim turut angkat bicara terkait komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta diguyur Innova Zenix. “Seharusnya, dana atau cuan pembelian 5 unit Innova Zenix itu dikembalikan ke umat. Karena itu bersumber dari dana umat Islam,” ujar Kyai Lutfi Hakim yang merupakan Imam Besar FBR ini, Kamis (17/7/2025). Dijelaskannya, tidak ada aturan ataupun hak bagi para Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta untuk mempergunakan dana umat untuk mendapatkan fasiltas wah, apalagi kepentingan pribadi. “Mestinya dibelikan untuk yang bermanfaat bagi umat, misalnya membeli ambulance, membiayai fasilitas kesehatan atau pendidikan dan lain - lain, tidak untuk fasilitas komisioner,” tegasnya. Dikabarkan, lima komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta sedang dilanda isu tidak sedap, yakni dugaan skandal gratifikasi berupa lima unit Toyota Innova Zenix. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat publik, tokoh, aktivis dan penggiat Ibu Ko...