Langsung ke konten utama

Upacara Bendera Ala Jawara Bekasi Hanya Satu - satunya di Dunia & Menjadi Kebanggaan Masyarakat Bekasi

Suarakaumbetawi.com Tambun - Bekasi - Upacara bendera biasa dilakukan dengan cara yang sangat formal oleh sebagian masyarakat Indonesia  khususnya menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tapi  berbeda dengan upacara bendera dilakukan oleh komunitas masyarakat penggiat silaturahmi seni budaya tradisional di Bekasi sejak tahun 2013 yaitu upacara bendera ala jawara Bekasi. Dimana upacara bendera ala jawara bekasi mengusung konsep unik, yakni petugas pengibar bendera adalah pesilat dan setiap gerakan dalam upacara bendera di sisipi dengan seni jurus pencak silat. 

Kurnia Waluya tokoh aktivis penggiat sejarah dan budaya Bekasi beserta Rahmat Malik S. Sos - Ketua IPSI Kota Bekasi, Drahim Sada - Ketua Pangsi Bekasi & Sekjen Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi, Nasrio Macho - Ketua Silaturahmi Bekasi Raya & Mardani Sumur Tujuh - Ketua Gerakan Moral Silaturahmi Pelestari Silat Budaya Betawi Bekasi saat ditemui awak media dari perwakilan Forum Wartawan Jaya Indonesia (FWJI Korwil Tangerang Selatan) & Perkumpulan Pemimpin Redaksi Independen (PPRI) Indonesia menceritakan jejak sejarah awal upacara bendera ala jawara bekasi pertama dilakukan pada tahun 2013 hingga menjadi acara rutin tahunan hingga sekarang. 

Kegiatan perkumpulan atau komunitas penggiat silaturahmi & pelestari seni budaya tradisional bekasi bisa berkumpul dan bersatu melalui seni budaya pencak silat dan seni budaya asli masyarakat bekasi, tapi bukan hanya itu kegiatan kami ungkap semuanya. Kami bergerak ke segala bidang mulai dari menguak sejarah, pelestarian Seni budaya, kepedulian sosial, lingkungan hidup, pariwisata dan edukasi hingga ekonomi kreatif bahkan modernisasi budaya melalui teknologi digital yang makin maju pesat saat ini. 

Dan salah satunya kegiatan rutin tahunan adalah acara upacara bendera ala jawara bekasi dengan tujuan memotivasi nasionalisme kecintaan plus bela bangsa dan sekaligus terus melestarikan semangat juang para leluhur dan para pejuang kemerdekaan republik Indonesia. 

Upacara bendera ala jawara bekasi ini diinisiasi oleh perkumpulan para aktivis atau komunitas masyarakat penggiat silaturahmi & pelestari seni budaya tradisional pencak silat bekasi dari beberapa organisasi antara lain yaitu Gerakan Moral Pesilat Bekasi (GM SPSB3), Silaturahmi Bekasi Raya (SBR) dan perguruan - Perguruan silat yang bergabung di IPSI Kota Bekasi serta lainnya. 

Saat terjadi pandemi covid 19, acara rutin upacara bendera ala jawara Bekasi tidak dapat dilaksanakan selama 3 tahun, mulai tahun 2020 s.d 2022. Perjuangan para aktivis dan penggiat silaturahmi  pelestari seni budaya tradisional Bekasi terus berlanjut hingga saat ini dan pada hari Minggu, 13 Agustus 2023 pun diselenggarakan kembali acara rutin tahunan upacara bendera ala jawara Bekasi dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 Tahun. Acara upacara bendera tersebut berlangsung di Gedung Juang, Tambun - Bekasi. Dan dihadiri hampir +/- 600 peserta dari 34 perguruan silat dan +/- 200 s.d 300 peserta dari lintas organisasi dan komunitas, ujar Kurnia Waluya. 

Kami semua juga sangat bersyukur moment rutin upacara bendera ala jawara bekasi bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Semua yang hadir dan terlibat mulai dari panitia, peserta, para undangan dan masyarakat yang menonton terlihat antusias dan sangat senang acara ini bisa berlangsung dan semua ini terlaksana berkat support dari semua pihak dan stake holder masyarakat bekasi raya, khususnya perkumpulan silaturahmi dan pelestari seni budaya pencak silat

Ada beberapa hal istimewa yang bersamaan dengan kegiatan yaitu kehadiran para tokoh veteran, Bapak pencak silat dunia - Edi Nalapraya, Mahfudz Abdurahman anggota DPR RI Komisi 6 dan para guru - guru besar perguruan atau sanggar silat Seni budaya bekasi. Ditambah pemberian bingkisan kepada veteran yang diberikan langsung oleh Mahfudz Abdurahman yang didampingi oleh Rahmat Malik - Ketua IPSI Bekasi yang dilanjut dengan pelepasan peserta festival silat dunia yang akan dilaksanakan di Korea yang melibatkan 92 negara di dunia, ungkap Kurnia Waluya. 

Bapak pencak silat dunia - Edi Nalapraya diusianya yang lebih dari 92 tahun masih menyempatkan diri untuk bisa hadir mengikuti dan terlibat langsung dalam rangkaian upacara bendera ala jawara Bekasi. Dan beliau mengungkapkan harapannya bahwa pelestarian Seni budaya tradisional seperti ini tidak boleh berhenti dan harus terus digaungkan sampai kapanpun khususnya pencak silat karena ini merupakan warisan tak benda yang telah diakui oleh UNESCO dan ini merupakan warisan leluhur bangsa kita yang perlu kita jaga dan lestarikan bersama. Khusus lagi untuk acara upacara bendera ala jawara seperti ini di bekasi harus menjadi contoh baik yang harus dikembangkan di daerah atau kota lainnya di Indonesia.

Ya Harapan Bapak pencak silat dunia - Edi Nalapraya kepada seluruh peserta acara upacara bendera ala jawara, semoga di tahun berikutnya upacara bendera ala jawara ini bisa terlaksana secara nasional di gelora bung Karno atau di istana kepresidenan yaitu istana merdeka. Saya Bangga acara upacara bendera ala jawara bisa terlaksana rutin sejak 2013 hingga saat ini dan ini satu - satunya di dunia. Dan seharusnya juga menjadi kebanggaan kita semua bersama khususnya masyarakat Bekasi Raya dan pesilat - pesilat Indonesia untuk dunia,saya ucapkan selamat berkah sukses untuk kita semua...aamiin, tutup beliau.(Red) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Difasilitasi Mobil Mewah Pakai Dana Umat

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Lutfi Hakim turut angkat bicara terkait komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta diguyur Innova Zenix. “Seharusnya, dana atau cuan pembelian 5 unit Innova Zenix itu dikembalikan ke umat. Karena itu bersumber dari dana umat Islam,” ujar Kyai Lutfi Hakim yang merupakan Imam Besar FBR ini, Kamis (17/7/2025). Dijelaskannya, tidak ada aturan ataupun hak bagi para Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta untuk mempergunakan dana umat untuk mendapatkan fasiltas wah, apalagi kepentingan pribadi. “Mestinya dibelikan untuk yang bermanfaat bagi umat, misalnya membeli ambulance, membiayai fasilitas kesehatan atau pendidikan dan lain - lain, tidak untuk fasilitas komisioner,” tegasnya. Dikabarkan, lima komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta sedang dilanda isu tidak sedap, yakni dugaan skandal gratifikasi berupa lima unit Toyota Innova Zenix. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat publik, tokoh, aktivis dan penggiat Ibu Ko...