Langsung ke konten utama

Ketua LAM Batam Mendukung Pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi di Jakarta

SUARAKAUMBETAWI | Batam, [25 Juni 2025] –
Yang Mulia Datok Wira Setia Utama Raja Muhammad Amin, selaku Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam – Provinsi Kepulauan Riau, memberikan pandangan mendalam dan mendukung penuh atas rencana pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi di DKI Jakarta.

Dalam keterangannya, beliau menegaskan bahwa pembentukan lembaga adat di tengah masyarakat yang majemuk seperti Jakarta sangat relevan, mengingat kondisi sosial dan budaya masyarakat Batam pun tidak jauh berbeda—beragam etnis dan latar belakang hidup berdampingan dalam satu wilayah. Oleh karena itu, keberadaan lembaga adat menjadi penting sebagai "payung perekat" bagi seluruh kelompok masyarakat.

“Seperti disebutkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2014, lembaga adat Melayu di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota ditetapkan sebagai payung negeri. Ini menjadi dasar kuat bahwa di tengah masyarakat heterogen, kita tetap harus memiliki identitas wilayah,” ujar Datok Raja Muhammad Amin.

Beliau menjelaskan, LAM Kota Batam justru telah lebih dahulu berdiri sebelum terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau, dan hingga kini tetap menjalankan perannya dengan merujuk pada seluruh ketentuan adat dan peraturan yang berlaku di tingkat provinsi. LAM menjadi lembaga induk yang menaungi seluruh suku bangsa, seperti Minangkabau, Batak, Jawa, Sunda, dan lainnya yang hidup di Batam.

“Kami menyebutnya Melayu sebagai payung negeri. Sesuai pepatah Melayu: ‘Setiap negeri ada rajanya, setiap kampung ada penghulunya, dan setiap rumah ada tuannya.’ Maka penghulunya di Batam adalah Melayu. Di bawah LAM, semua suku bangsa dipayungi. Dan itu memang dibunyikan dalam perda kami.” ucapnya.

Datok Raja Muhammad Amin meyakini bahwa pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi di Jakarta sangat mungkin dan justru sangat penting untuk memastikan budaya lokal tetap hidup di tengah arus modernisasi.

“Adat istiadat itu adalah warisan luhur dari nenek moyang kita. Kalau tidak ada yang memayungi, siapa yang akan melanjutkan dan melestarikannya? LAM Batam, Alhamdulillah, punya banyak buku dan dokumentasi. Kami menjaga adat yang benar-benar hidup dari masyarakat.” sambungnya.

Beliau juga menegaskan bahwa di dalam adat Melayu, nilai-nilai Islam sangat kental dan menyatu, sehingga peran LAM bukan hanya budaya, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai luhur dari syariat dan filosofi Melayu.

“Kami di Melayu punya filosofi: Syara’ bersendikan Kitabullah, syara’ menyata adat memakai. Jadi adat dan syara’ itu tidak bertentangan. Bahkan sirkulasi kehidupan manusia, dari dalam kandungan hingga wafat, semuanya punya prosesi adat dan nilai syariat.” imbunya.

Menutup pernyataannya, Datok Raja Muhammad Amin mengusulkan agar inisiatif pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi bisa lebih kokoh dengan menjalin komunikasi bersama Ketua Umum atau Sekretaris Umum LAM Provinsi Kepulauan Riau, sebagai bentuk pertukaran gagasan dan penguatan institusi adat secara nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYONGSONG 24 TAHUN FBR: DARI TUDUHAN NORAK DAN PENUH ANCAMAN, MENUJU PILAR BUDAYA BETAWI

SUARKAUMBETAWI | JAKARTA,- Salam rempug, dua puluh empat tahun sudah Forum Betawi Rempug (FBR) hadir di tengah masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sebuah perjalanan panjang bagi sebuah organisasi massa yang lahir dari semangat kebudayaan, identitas, dan solidaritas msayarakat Betawi. Meski tak luput dari kritik, kontroversi, bahkan upaya pembubaran, FBR tetap bertahan—terus tumbuh dan meluas hingga ke luar wilayah Jakarta, menyatukan masyarakat Betawi lintas batas dalam barisan kerempugan. Di saat banyak ormas dituding meniru gaya militer atau menampilkan wajah represif, FBR memilih jalur berbeda: jalur budaya dan kedaerahan. Gaya khas lokal Betawi dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaannya, yang sempat dicibir “norak” pada awal kemunculannya, justru menjadi ciri khas yang membedakan FBR dari organisasi lain. Gaya ini pula yang menjadikannya dekat dengan rakyat, bukan dengan kekuasaan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan FBR memang tidak selalu mulus. Ada masa ketika cit...

Premanisme Jalanan Dibasmi, Premanisme Berdasi Dibiarkan?

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, – Upaya aparat keamanan dalam menertibkan premanisme jalanan di berbagai sudut Jakarta mendapat apresiasi publik. Ketertiban memang bagian dari hak dasar warga negara. Pasar yang bersih dari pungli, terminal yang aman dari ancaman geng lokal, dan ruang publik yang bebas dari intimidasi adalah hal mendasar dalam kehidupan kota yang beradab. Namun, ketika aparat dengan sigap menangkap pelaku pungli di pasar, menyisir kawasan rawan, dan menertibkan lapak-lapak liar, muncul satu pertanyaan tajam dari benak masyarakat: mengapa negara terlihat begitu tegas kepada preman kecil di jalanan, namun begitu pelan—bahkan gamang—dalam menghadapi premanisme berdasi yang merampok uang negara secara sistemik? Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Di tengah publikasi besar-besaran mengenai razia preman jalanan, masyarakat justru melihat bayang-bayang lain yang tak kalah menyeramkan: korupsi berjamaah di balik proyek-proyek negara, kartel tambang, permainan anggaran sos...

Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Difasilitasi Mobil Mewah Pakai Dana Umat

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Lutfi Hakim turut angkat bicara terkait komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta diguyur Innova Zenix. “Seharusnya, dana atau cuan pembelian 5 unit Innova Zenix itu dikembalikan ke umat. Karena itu bersumber dari dana umat Islam,” ujar Kyai Lutfi Hakim yang merupakan Imam Besar FBR ini, Kamis (17/7/2025). Dijelaskannya, tidak ada aturan ataupun hak bagi para Komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta untuk mempergunakan dana umat untuk mendapatkan fasiltas wah, apalagi kepentingan pribadi. “Mestinya dibelikan untuk yang bermanfaat bagi umat, misalnya membeli ambulance, membiayai fasilitas kesehatan atau pendidikan dan lain - lain, tidak untuk fasilitas komisioner,” tegasnya. Dikabarkan, lima komisioner BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta sedang dilanda isu tidak sedap, yakni dugaan skandal gratifikasi berupa lima unit Toyota Innova Zenix. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat publik, tokoh, aktivis dan penggiat Ibu Ko...